TOKYO — Jepang sukses memasarkan kendaraan ramah lingkungan dari dua merek, Toyota dan Honda, dengan teknologi hibrida. Kini, para prinsipal mobil di Negeri Matahari Terbit itu gencar mengembangkan kendaraan listrik.
Tak cuma itu, Jepang kini sedang mencoba mobil listrik dengan baterai yang dapat diganti sebagai cara untuk mengurangi emisi dan konsumsi bahan bakar. Proyek ini dilaksanakan atas kerja sama Pemerintah Jepang, Batter Place (perusahaan penyedia provider untuk kendaraan listrik di dunia) di California, dan Nihon Katsu selaku operator taksi terbesar di Tokyo.
Adapun taksi yang menjadi percontohan adalah tiga Nissan SUV Dualis atau di beberapa negara lain disebut Qasgqai. Pengujian pertama yang berlangsung selama 90 hari sudah berjalan sukses dan sekarang masuk tahap kedua untuk mengevaluasi kinerja baterai, perilaku pengemudi, dan metrik lainnya.
Takahashi Yoshihiko, sopir taksi yang mobilnya sudah memakai baterai, hanya tersenyum simpul ketika ditanya para penumpangnya. Seberapa sering Anda mengisi ulang? Berapa jarak yang bisa ditempuh? Apakah mobil ini benar-benar tidak memiliki emisi? Begitulah umumnya rentetan pertanyaan dari konsumennya.
"Bagi kebanyakan orang (penumpang), ini kali pertama mereka merasakan mobil listrik," terang Takahashi kepada setiap penumpangnya. Ia mengaku puas dengan jarak opersional baterai yang bisa mencapai hampir 100 km untuk satu baterai. Dia menjelaskan, untuk satu sif operasi, ia butuh 4 sampai 5 baterai.
Dia mengatakan, mobil sangat halus dan lebih baik dari taksi Prius yang biasa dia kemudikan. Dengan menggunakan 4 sampai 5 baterai, ia bisa mengangkut 22 sampai 23 penumpang sehari.
Respons penumpang cukup mendukung taksi berbaterai ini. Dari 700 responden yang dikumpulkan selama 3 bulan, sebanyak 97 persen dinilai memberi dukungan positif. Bahkan, 80 persennya setuju jika semua taksi di Tokyo memakai kendaraan listrik.
Sumber: KOMPAS.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar